Hujan meteor Ursid tahun 2014 di Florida, AS. Kredit: Jean Clark |
Ursid memang tidak sebanyak Geminid intensitasnya. Hujan meteor Ursid menghasilkan kisaran 5 sampai 10 meteor per jam (ZHR). Menariknya, pada tahun 1945 dan 1986, intensitas hujan meteor ini meningkat hingga 50 meteor per jam. Tapi sayangnya, hal tersebut kemungkinan tidak akan terjadi di tahun 2016.
Kapan Kita Bisa Mengamatinya?
Hujan meteor Ursid akan mencapai puncak aktivitasnya pada dini hari tanggal 22 Desember 2016, yang berarti bahwa pengamat langit bakal melihat lebih banyak meteor pada hari itu daripada hari sebelum atau sesudah. Sayangnya, ada Bulan di langit dini hari saat puncak Ursid berlangsung."Cahaya Bulan akan menjadi sedikit masalah," kata Robert Lunsford, anggota dari American Meteor Society, kelompok masyarakat AS yang rajin mengatalogkan meteor dan bola api. "Cahaya Bulan yang terang akan meredupkan meteor-meteor kecil."
Lunsford merekomendasikan, pengamatan Ursid baiknya dilakukan tepat setelah tengah malam hingga sebelum Matahari terbit. Kala itu, nantinya meteor-meteor akan tampak muncul dari arah asterisma Little Dipper (rasi bintang Ursa Minor, arah langit utara). Ditambah kondisi langit yang sudah benar-benar gelap, diprediksi akan muncul beberapa meteor terang di jam-jam itu.
Titik radian hujan meter Ursid. Kredit: Starry Night Software |
Dari Mana Hujan Meteor Ini Berasal?
Hujan meteor Ursid berasal dari komet 8P/Tuttle, yang ditemukan pada tahun 1790 dan kemudian kembali ditemukan oleh Horace Tuttle pada tahun 1858. Komet ini diketahui memiliki periode 14 tahun sekali dalam mengelilingi Matahari kita.Pada 22 Desember setiap tahunnya, Bumi kita melintasi bekas jalur yang dilewati komet 8P/Tuttle saat mengelilingi Matahari. Di bekas jalur tersebut, terdapat banyak puing-puing komet yang tertinggal. Dan karena gravitasi Bumi, puing-puing tersebut kemudian tertarik dan memasuki atmosfer Bumi. Saat puing-puing terbakar di atmosfer, itulah yang kita sebut meteor.
Hujan meteor Ursid sendiri pertama kali tercatat di Inggris pada tahun 1900, dan juga terlihat di Jerman pada dekade berikutnya.
Cara Untuk Mendapatkan Banyak Meteor
Sering kali saat ada peristiwa hujan meteor, pengamat langit yang malas hanya memandangi langit kurang dari lima menit, lalu bergumam dalam hati, "Mana nih meteornya? Berita bohong!"Sebenarnya, mengamati hujan meteor sangatlah mudah. Anda bahkan tidak butuh teleskop atupun alat bantu pengamatan lainnya untuk melihat hujan meteor. Sebab penggunaan teropong dan teleskop adalah ide yang buruk, karena malah akan mempersempit pandangan langit Anda.
Untuk melihat hujan meteor, carilah lokasi pengamatan yang jauh dari lampu kota, atau cari lokasi yang benar-benar gelap. Adaptasikan juga mata Anda dengan langit malam sekitar 20-30 menit untuk menyesuaikan diri dengan kegelapan. Niscaya, Anda akan mengamati banyak meteor!
Kabar baiknya, hujan meteor ini bisa diamati di seluruh Indonesia asalkan cuaca cerah. Selamat observasi.