Venus Planet Terpanas di Tata Surya

Venus Planet Terpanas di Tata Surya

Planet Venus.Logikanya, karena Merkurius adalah planet terdekat Matahari di Tata Surya, maka Merkurius akan sangat panas. Itu benar, tapi tidak lebih panas dari Venus. Walaupun Venus planet terdekat kedua, ternyata Venus lah planet terpanas di Tata Surya. Mengapa bisa?

Venus memiliki atmosfer yang sangat padat, yang terdiri dari 96,5% karbon dioksida dan 3,5% nitrogen. Massa atmosfernya 93 kali lebih besar daripada atmosfer Bumi, sementara tekanan di permukaan planet Venus 92 kali lebih besar daripada di permukaan Bumi—tekanan yang kurang lebih sebanding dengan tekanan di samudra sedalam 1 kilometer di Bumi.

Atmosfer yang kaya akan CO2 dan awan sulfur dioksida yang tebal menghasilkan efek rumah kaca yang paling kuat di Tata Surya, sehingga rata-rata suhu permukaan Venus 462 °C (864 °F). Efek rumah kaca bukan berarti ada alien yang membangun rumah kaca di sana, lho, ya!

Gilanya Suhu

Karena atmosfer yang tebal, permukaan Venus lebih panas daripada Merkurius, yang memiliki suhu permukaan minimal −220 °C dan suhu maksimal 420 °C, walaupun Venus terletak lebih jauh dari Matahari dan sebagai akibatnya hanya memperoleh 25% iradiansi yang diterima Merkurius.

Permukaan Venus seringkali digambarkan seperti neraka. Suhu di Venus juga lebih tinggi daripada suhu untuk melakukan sterilisasi. Penelitian menunjukkan bahwa miliaran tahun yang lalu, atmosfer Venus lebih mirip dengan atmosfer Bumi daripada atmosfer Venus sekarang, dan mungkin terdapat air di permukaan.

Namun, setelah periode selama 600 juta hingga beberapa miliar tahun, efek rumah kaca justru berlanjut semakin parah disebabkan oleh penguapan air yang menghasilkan gas rumah kaca di atmosfer. Walaupun permukaan Venus tidak dapat mendukung kehidupan seperti di Bumi, kemungkinan keberadaan relung yang dapat dihuni di lapisan awal bawah dan tengah tidak dapat diabaikan.

Inersia termal dan pemindahan panas oleh angin di atmosfer bawah menunjukkan bahwa suhu permukaan Venus tidak banyak berbeda antara sisi terang dan gelap, walaupun rotasi planet tersebut sangat lambat. Angin di permukaan lambat dengan kecepatan beberapa kilometer per jam.

Namun, akibat kepadatan atmosfer yang tinggi di permukaan Venus, angin tersebut cukup signifikan dan mampu memindahkan debu dan batuan kecil di permukaan. Selain itu, angin tersebut juga dapat mempersulit pejalan kaki bahkan bila panas, tekanan, dan kurangnya oksigen tidak menjadi masalah.

Di atas lapisan CO2 terdapat awan tebal yang terdiri dari sulfur dioksida dan asam sulfat. Awan tersebut memantulkan dan menghamburkan sekitar 90% cahaya Matahari, sehingga menghambat pengamatan permukaan Venus.

Akibat lapisan awan permanen ini, walaupun jarak Venus lebih dekat dari Matahari daripada Bumi, permukaan Venus tidak seterang Bumi. Angin sekencang 300 km/jam di atas awan mengitari Venus setiap empat hingga lima hari Bumi.

Suhu Super Panas yang Konstan!

Permukaan Venus bersifat isotermal; planet tersebut memiliki suhu yang konstan tidak hanya antara siang dan malam, tetapi juga antara khatulistiwa dan kutub-kutub. Kemiringan sumbu Venus yang kurang dari 3° juga meminimalisasi variasi suhu musiman.

Satu-satunya variasi suhu yang cukup besar bergantung pada ketinggian. Pada tahun 1995, wahana Magellan berhasil mengabadikan citra substansi yang sangat reflektif di puncak gunung tertinggi yang mirip sekali dengan salju di Bumi.

Substansi ini kemungkinan terbentuk dari proses yang sama dengan salju, meskipun pada suhu yang jauh lebih tinggi. Salju ini terlalu mudah menguap di permukaan, sehingga naik ke ketinggian yang lebih dingin dalam bentuk gas, dan kemudian mengalami presipitasi.


EmoticonEmoticon